Sering kita mendengar seseorang berkata, "Saya tak peduli apakah orang menyukai saya atau tidak." Ketahuilah, tiap kali kita mendengar orang mengatakan itu, percayalah bahwa orang tersebut sesungguhnya tidak mengatakan yang sebenarnya.
Perasaan bahwa diri tidak dibutuhkan adalah salah satu perasaan yang paling merusak dari semua reaksi manusia. Orang yang suka sendirian, orang dengan kepribadian terisolasi; orang-orang ini mengalami penderitaan yang sulit digambarkan. Dan jika perasaan ini terus menerus terjangkit dalam diri seseorang, orang tersebut akan menderita penyakit yang parah.
Diantara sebab munculnya gangguan ini adalah apa yang orang ungkapkan tentang diri kita. Katakanlah, ada orang yang menyatakan tak senang dengan diri kita. Penilaian ini ditanggapi serius dan meresap dalam pikiran bawah sadarnya. Dan memberinya perasaan inferioritas dan depresiasi diri yang mendalam.
Hal ini membuatnya malu dan terbelakang, menyebabkan mundur ke dalam dirinya sendiri. Ia menjadi kesepian dan tidak berbahagia dan menjadi orang yang kurang berkembang. Apabila ada yang mengalami hal tersebut, obat yang paling tepat adalah meningkatkan nilai spiritualitas dan mengubah cara berpikirnya.
Bila diantara kita, ada yang mengalami ketidaknyamanan sebagaimana diatas, jangan asumsikan bahwa kita tidak dapat berubah. Tapi, kita perlu mengambil langkah-langkah yang pasti ke arah pemecahan masalah. Kita dapat berubah dan menjadi orang populer, disukai dan dihargai orang lain.
****
Seorang pakar mengatakan, salah satu penggerak paling dalam dari sifat manusia adalah keinginan untuk dihargai, ingin disukai, dan menjadi orang yang dicari.
Dan bila kemudian kita mampu menjadi "orang langka", yang karenanya orang akan mengatakan, "Ia pasti mempunyai sesuatu." Saat itu, kita dapat merasakan bahwa kita sedang menuju perjalanan untuk disukai orang banyak.
Realitanya, popularitas itu dapat dicapai melalui beberapa teknik yang sederhana, wajar, normal, dan mudah. Latihlah teknik-teknik tersebut dengan rajin, maka kita pun akan menjadi orang yang disukai.
Berikut beberapa teknik yang dapat dilatih agar menjadi orang yang disukai dan menyenangkan:
Pertama, coba belajar mengingat nama. Nama adalah hal penting dalam membangun relasi antar manusia. Dan ketidakefisienan dalam hal ini dapat menunjukkan bahwa minat kita kurang besar. Ingat, nama seseorang sangat penting bagi dirinya.
Kedua, jadilah orang yang menyamankan. Yakni, orang yang dengan siapa pun dapat berhubungan dengan baik dan tanpa merasa tegang. Bangunlah relasi dengan natural dan santai, singkirkan berbagai hal yang dapat jadi penghalang. Orang yang seperti ini, memiliki cara yang menyenangkan, penyayang, dan ramah. Bersama dengannya sama dengan mengenakan topi lama atau sepasang satu lama, pas dan enak.
Sementara, orang yang kaku, menarik diri, dan tidak responsif tidak akan dapat menyatu ke dalam diri orang lain. Ia selalu sedikit di luar. Orang seperti ini membuat kita tidak benar-benar tahu bagaimana menghadapinya atau bagaimana ia akan berinteraksi. Muaranya, kita tidak akan nyaman bersamanya.
Ketiga, kuasai sifat rileks dan santai agar segala sesuatu tidak mengganggu diri kita. Sesuatu yang mengganggu, berpotensi tidak baik. Apalagi berkenaan dengan bangunan relasi dengan orang lain. Sifat rileks dan santai akan memperkecil dampak ganguan tersebut.
Keempat, jangan egois. Yang disukai orang egois adalah cuma dirinya sendiri. Setiap pernyataan, setiap sikap tanpa sadar diukur berkenaan dengan bagaimana pernyataan atau sikap itu bereaksi atas dirinya. Karenanya, waspadalah agar tidak memberikan kesan bahwa kita serba tahu. Bersikaplah alami dan rendah diri.
Kelima, kembangkan sifat menarik. Ini penting, agar orang mau berada bersama kita dan mendapatkan sesuatu dengan nilai yang menstimulasi dari relasi mereka dengan kita.
Keenam, belajarlah untuk mengeluarkan unsur "kasar" dari kepribadian kita. Bahwa sangat mungkin ada unsur yang tidak kita sadari dalam diri kita, dan ternyata itu mampu menjadi perusak dalam membangun relasi dengan orang lain. Kemampuan mengidentifikasi menjadi modal awal sebelum belajar untuk mengeluarkannya dalam diri kita.
Ketujuh, usahakan secara tulus menyembuhkan. Dan kejujuran menjadi modal penting dalam hal ini. Kesalahpahaman yang terjadi akan dapat diselesaikan bila kejujuran menjadi spirit yang dikedepankan.
Kedelapan, berlatihlah menyukai orang hingga kita melakukannya dengan tulus. Moto : "Saya tidak pernah bertemu dengan orang yang tidak saya sukai," dapat menjadi moto yang terus digelorakan dalam diri, hingga mencapai titik ketulusan dalam menyukai orang lain.
Kesembilan, jangan pernah mengabaikan kesempatan untuk mengucapkan selamat atas prestasi dan kebahagiaan atau mengekspresikan simpati dalam penderitaan atau kekecewaan, siapa pun.
Orang pada dasarnya ingin diapresiasi, disentuh. Ucapan selamat atas prestasi atau kebahagiaan, juga penderitaan dan kekecewaan, akan mampu menyentuh hati dan emosi dan akan kembali kepada kita dalam bentuk positif, apapun bentuknya.
Kesepuluh, dapatkan pengalaman spiritual yang mendalam agar kita mempunyai sesuatu untuk diberikan kepada orang lain.
Ungkapan : "Siapa yang tidak punya, tidak akan bisa memberi" dapat menjadi gambaran betapa pentingnya "punya sesuatu". Sehingga, sesuatu yang kita miliki tersebut akan mampu membantu mereka untuk menjadi lebih kuat, lebih sabar, dan menghadapi hidup secara lebih efektif. Beri kekuatan kepada orang, dan mereka akan memberi penghormatan kepada kita.
****
Menjadi pribadi menyenangkan adalah dambaan setiap orang. Dan kemampuan untuk melatih teknik-teknik untuk menjadi pribadi menyenangkan menjadi sebuah keniscayaan. Sebab, menjadi pribadi menyenangkan bukan datang dengan sendirinya, perlu belajar, perlu latihan.
Dan kemampuan menempa diri dengan berbagai pelajaran dan latihan akan menjadi kunci keberhasilan. Insya'allah.
*Sumber bacaan :
Berpikir Positif, karya Norman Vincent Peale.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar