Andai dunia tanpa warna. Pasti, kehidupan menjadi membosankan, tidak dinamis, dan terasa begitu sempit. Di antara warna yang akhirnya tampil di dunia ini adalah abu-abu. Sebuah perpaduan antara warna hitam yang bermakna gelap dan misteri dengan putih yang berarti suci dan netral.
Abu-abu, dari sudut pandang seni, punya makna yang lumayan bagus, la bisa berarti intelek, suasana masa depan yang kini identik dengan warna milenium, dan sederhana. Dari enak tidaknya menurut mata, abu-abu merupakan warna yang paling mudah dicerna mata.
Sayangnya, dari sudut pandang sosial, abu-abu punya makna yang kurang menyenangkan. Orang menyebutnya dengan istilah grey area, ruang yang masih belum jelas. Dalam bahasa fikih, abu-abu bisa disetarakan dengan istilah subhat: sesuatu yang masih samar antara halal dan haram. Dan orang-orang sholeh sejak masa Rasul hingga sekarang, sangat menghindari jenis abu-abu ini. Mereka khawatir kalau-kalau sudah masuk ke pagar haram.
Sementara dari sudut pandang akidah, abu-abu menjadi makna yang sangat tidak menyenangkan. Ia berada di antara dua wilayah tegas: iman dan kafir. Abu-abu jenis ini biasa disebut dengan munafik: kadang bercap diri iman dan kadang kafir. Bergantung pada siapa ia berteman, dan dari siapa keuntungan bisa diambil.
Dari sudut tumbuh kembang jiwa manusia, abu-abu menunjukkan proses pertarungan antara putih yang mewakili fitrah dengan hitam yang menunjukkan nafsu dan setan. Abu-abu ini terus berubah bergantung pada kekuatan hati manusia. Kadang menjadi keputihan, kadang mulai pekat menjadi kehitam-hitaman. Gerak abu-abu ini bisa disebut dengan gradasi abu-abu.
Dalam dunia politik, abu-abu mungkin punya makna lain. Makna ini boleh jadi sulit tertangkap oleh mereka yang tergolong awam. Karena para politikus menganggap politik adalah seni. Persis seperti para seniman yang mengekspresikan warna hati dan pikirannya dalam bentuk goresan, gerak, karya, suara, dan tulisan.
Bahkan mungkin, sesuatu yang menurut awam, abu-abu adalah ketidakjelasan dan sikap plin-plan. Tapi menurut seniman, termasuk seni politik; abu-abu adalah canggih, intelek, tingkat tinggi dan karenanya patut dibanggakan.
Abu-abu, warna yang memiliki begitu beragam makna dan tafsir, saat dilekatkan pada sesuatu.
Itulah abu-abu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar