"Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin, supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana"
QS. Al-Fath : 4
--------------------------------------------
Berkata Umar bin Hubaib : "Iman itu bertambah dan berkurang." Beliau bertanya: "Apa tanda bertambah dan berkurangnya?". Beliau menjawab: "Jika kita ingat Rabb kita dan takut kepadaNya maka itu adalah tanda bertambahnya. Namun, jika kita lalai, lupa dan menyia-nyiakanNya maka itu adalah tanda berkurangnya". (Kitab Al-Iman karya Abi Syaibah).
Rasulullah bersabda : " Sesungguhnya iman itu adakalanya usang dalam diri seseorang dari kamu seperti usangnya pakaian, maka mintalah kepada Allah agar memperbaharui keimanan dalam hati-hatimu." (HR. Ath-Thabrani dari Ibnu Umar).
Atas kondisi keimanan yang sebagaimana disebutkan diatas, Ibnu Mas'ud, salah satu sahabat Rasulullah mengajarkan doa agar keimanan kita bertambah :
"Allahumma zidna iimaanaa wa yaqiinaa wafiqhaa"
Artinya : "Ya Allah, tambahlah untuk kami keimanan, keyakinan dan kefahaman."
(Berkata al-Hafidh Ibnu Hajar dalam kitabnya "Fathul Bari" :Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al-Iman dan sanadnya shahih).
Sahabat Abu Darda, berkata : "Termasuk diantara kepandaian seseorang hamba adalah dia mengetahui apakah imannya bertambah atau berkurang, dan termasuk kepandaian seorang hamba pula adalah dia mengetahui godaan-godaan setan datang dari mana saja kepadanya."
Agar keimanan dapat bertambah, para ulama memberikan resep yang sangat tepat untuk kita jalankan, yaitu :
Pertama, mempelajari ilmu agama
Mempelajari ilmu agama dalam majelis-majelis ilmu merupakan sarana untuk menambah dan memperkuat keimanan, sehingga majelis-majelis ilmu tersebut disebut juga dengan "majelis iman".
Kedua, membaca al Qur'an, mentadaburi dan berusaha mengamalkannya
Al Qur'an adalah hidangan Allah bagi orang-orang yang beriman. Al Qur'an adalah "makanan iman" yang didalamnya banyak sekali nasehat dan pelajaran dan karenanya dengan membaca maka kita telah menyantap hidangan Allah yang sangat dibutuhkan oleh hati dan keimanan. Dengan membaca, mentadaburi dan mengamalkannya akan membuat keimanan senantiasa bertambah.
Ketiga, mempelajari shirah Rasul, sahabat dan para salafush-shalih
Melalui kajian sejarah hidup (shirah) Nabi, sahabat dan para salafush-shalih, kita menjadi tahu berbagai macam sisi kehidupan Rasul, sahabat dan para salafush-shalih sehingga kita terdorong untuk menjadikannya sebagai suri tauladan.
Keempat, bersemangat dalam beribadah dan memperbanyak amal sholeh
Para ulama bersepakat bahwa keimanan akan bertambah bila kita banyak berbuat ketaatan dan amal sholeh, seperti sholat, sedekah, puasa, haji, berdzikir, beristighfar, dan amal sholeh lainnya.
Kelima, menguatkan amalan-amalan hati
Amalan hati adalah amalan yang sangat besar pengaruhnya untuk meningkatkan keimanan dan menggapai ridlo Allah. Cinta Allah, takut kepada Allah, berharap kepada Allah, tawakal kepada Allah dan amalan hati lainnya, merupakan inti tauhid. Disamping itu, yang juga termasuk amalan hati adalah menjaga dan membersihkan hati dari iri, dengki, hasad, sombong, ujub dan lainnya, agar hati menjadi bersih.
Keenam, bergaul dengan orang-orang baik dan sholeh
Manusia adalah anak dari lingkungannya, demikian sebuah pepatah mengatakan. Bergaul dengan orang-orang baik dan sholeh, akan menjadikan keimanan kita meningkat. Sebab orang baik dan sholeh akan mengajak kepada amalan-amalan sholeh.
Ketujuh, memperhatikan orang diatas kita dalam urusan agama dan orang dibawah kita dalam urusan dunia
Cara pandang yang benar akan agama dan dunia akan membuat kita benar dalam menempatkan diri dan menyikapinya. Memperhatikan orang yang diatas kita dalam urusan agama menjadikan kita termotivasi untuk mencontohnya. Amalan dan kebiasaan apa yang dilakukannya. Salah satu iri yang diperbolehkan adalah iri atas apa yang dilakukan oleh orang-orang baik dan sholeh. Sedang memperhatikan orang dibawah kita dalam urusan dunia agar menjadikan kita selalu bersyukur kepada Allah dan tidak pernah meremehkan atas semua nikmatNya.
Menata keimanan adalah persoalan pokok dalam hidup kita sebagai seorang mukmin.
Berbahagialah mereka yang senantiasa mampu menata keimanannya.
Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar