Salah satu kisah inspiratif kali ini datang dari muslimah modern dalam negeri, sosok dibalik berdirinya e-commerce HijUp.
Terinspirasi oleh mata kuliah Management of Change yang didapat ketika mengenyam pendidikan S1, Diajeng Lestari telah bertekad untuk menjadi agen perubahan. Ia selalu memimpikan dirinya bisa membuat sesuatu yang bisa memberikan perubahan ke arah positif di masyarakat.
Diajeng Lestari dilahirkan di Bekasi pada tanggal 17 Januari 1986. Ayahnya bernama H. Heru Soekotjo dan Ibunya bernama Endang Nurul Kusumawardhani. Masa kecil Diajeng Lestari dihabiskan di tempat kelahirannya yaitu Bekasi. Sampai ketika kuliah, di FISIP Universitas Indonesia, jurusan Ilmu Politik.
Ditempat kuliah inilah pemikiran Diajeng Lestari berkembang. Selain mengikuti perkuliahan di Ilmu Politik, Mbak Ajeng (panggilan Diajeng Lestari) juga sering ikut perkuliahan jurusan lain. Mata kuliah yang disukainya adalah Management of Changes. Dari situlah pemikirannya terus berkembang. Ia mengimpikan dirinya bisa membuat sesuatu yang bisa memberikan perubahan yang positif di masyarakat.
Setamat kuliah di tahun 2008 , Diajeng Lestari bekerja di GTZ, yaitu lembaga pemerintahan asal Jerman yang bekerjasama dengan Pemerintahan Indonesia guna meneliti tentang pelayanan publik di Indonesia. Kemudian ia pindah ke sebuah perusahaan komersil dan masuk sebagai tim marketing research.
Memutuskan berhenti bekerrja dan semakin meneguhkan niatnya untuk berbisnis sendiri, terutama di ranah fashion Islami. Keputusan tersebut bukan tanpa alasan, selain dirinya yang seorang muslimah, Diajeng melihat potensi yang besar di ranah ini di Indonesia dengan populasi muslim terbesar di dunia.
Menurut pengakuan Diajeng Lestari yang dikutip dari Tech in Asia, secara internal dirinya ingin membuat muslimah yang mengenakan hijab selalu merasa ‘up’, percaya diri, serta merasa bahagia dengan penampilannya.
Secara eksternal, ia ingin mengubah wajah industri fashion Islami di Indonesia menjadi lebih baik, lebih bermanfaat, dan berkelanjutan. Indonesia sendiri memiliki potensi besar di bidang fashion dan tekstil, ditambah lagi dengan populasi muslim terbesar di dunia, tentu industri jenis ini bisa menjadi salah satu penopang ekonomi Tanah Air apabila dikelola dengan baik.
Pada tahun 2011 lalu, wanita istri pendiri startup bisnis juga yaitu Achmad Zaky (pendiri bukalapak.com) ini mulai mewujudkan mimpinya dengan mendirikan HijUp, e-commerce basis B2C (Business to Customer) dengan konsep fashion mall khusus untuk menjual barang-barang fashion wanita muslim di Indonesia.
Sampai sekarang, sudah ada lebih dari 120 merek dari para desainer lokal yang tergabung di website miliknya. Bahkan di tahun 2014, HijUp tidak hanya menjual fashion muslim tapi juga menjual kebutuhan pakaian anak-anak dan produk-produk rumah tangga.
Apakah ide Diajeng berjalan mulus? Tentu tidak. Pada saat pertama kali berdiri, hampir semua hal dikerjakannya sendiri, mulai dari membeli gantungan baju, menjadi stylist pada saat pemotretan, mengkoordinasi pemotretan, hingga berhadapan dengan tenant.
Saat menawarkan jasa HijUp juga sudah banyak orang yang mencibir dengan mengatakan bahwa nama perusahaannya aneh, hasil foto yang jelek, dan masih banyak lagi. Namun, hal-hal tersebut ia anggap sebagai masukan yang berharga untuk mengembangkan HijUp menjadi lebih baik lagi.
Wanita yang sudah menikah dengan seorang pria pendiri perusahaan startup ini tidak berhenti belajar, ia mengikuti beberapa seminar dan kegiatan yang relevan bertemakan entrepreneur. Dari situ Diajeng bertemu dengan orang yang sudah lebih berpengalaman dan meminta mereka untuk berbagi ilmu.
Sampai saat ini, HijUp semakin berkembang dan berhasil mencapi omzet miliaran rupiah. Dengan tekad yang kuat dan kunci mau belajar tanpa menyerah Diajeng sendiri berharap pengalamannya bisa menjadi kisah inspiratif tersendiri. Khususnya, bagi para muslimah di Indonesia yang memiliki potensi membangun sesuatu lebih besar ke arah yang lebih baik.
sumber : berbagai sumber
Menurut pengakuan Diajeng Lestari yang dikutip dari Tech in Asia, secara internal dirinya ingin membuat muslimah yang mengenakan hijab selalu merasa ‘up’, percaya diri, serta merasa bahagia dengan penampilannya.
Secara eksternal, ia ingin mengubah wajah industri fashion Islami di Indonesia menjadi lebih baik, lebih bermanfaat, dan berkelanjutan. Indonesia sendiri memiliki potensi besar di bidang fashion dan tekstil, ditambah lagi dengan populasi muslim terbesar di dunia, tentu industri jenis ini bisa menjadi salah satu penopang ekonomi Tanah Air apabila dikelola dengan baik.
Pada tahun 2011 lalu, wanita istri pendiri startup bisnis juga yaitu Achmad Zaky (pendiri bukalapak.com) ini mulai mewujudkan mimpinya dengan mendirikan HijUp, e-commerce basis B2C (Business to Customer) dengan konsep fashion mall khusus untuk menjual barang-barang fashion wanita muslim di Indonesia.
Sampai sekarang, sudah ada lebih dari 120 merek dari para desainer lokal yang tergabung di website miliknya. Bahkan di tahun 2014, HijUp tidak hanya menjual fashion muslim tapi juga menjual kebutuhan pakaian anak-anak dan produk-produk rumah tangga.
Apakah ide Diajeng berjalan mulus? Tentu tidak. Pada saat pertama kali berdiri, hampir semua hal dikerjakannya sendiri, mulai dari membeli gantungan baju, menjadi stylist pada saat pemotretan, mengkoordinasi pemotretan, hingga berhadapan dengan tenant.
Saat menawarkan jasa HijUp juga sudah banyak orang yang mencibir dengan mengatakan bahwa nama perusahaannya aneh, hasil foto yang jelek, dan masih banyak lagi. Namun, hal-hal tersebut ia anggap sebagai masukan yang berharga untuk mengembangkan HijUp menjadi lebih baik lagi.
Wanita yang sudah menikah dengan seorang pria pendiri perusahaan startup ini tidak berhenti belajar, ia mengikuti beberapa seminar dan kegiatan yang relevan bertemakan entrepreneur. Dari situ Diajeng bertemu dengan orang yang sudah lebih berpengalaman dan meminta mereka untuk berbagi ilmu.
Sampai saat ini, HijUp semakin berkembang dan berhasil mencapi omzet miliaran rupiah. Dengan tekad yang kuat dan kunci mau belajar tanpa menyerah Diajeng sendiri berharap pengalamannya bisa menjadi kisah inspiratif tersendiri. Khususnya, bagi para muslimah di Indonesia yang memiliki potensi membangun sesuatu lebih besar ke arah yang lebih baik.
sumber : berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar