Apa sebabnya? Sebab hakikat kebahagiaan itu sendiri belum lagi dipahami.
Menariknya, tak kita temukan petunjuk dalam kitab yang diturunkan-Nya agar manusia mencari kebahagiaan.
Sebab kebahagiaan sejatinya lahir dari dalam diri, bukan bersyarat akan apa-apa yang di luar diri ini. Ia dampak, namun bukan tujuan. Ia lahir tersebab kita mengerjakan hal-hal yang berarti.
Petunjuk-Nya, manusia bertugas untuk memakmurkan dunia. Dalam bidang-bidang yang telah Dia aturkan kita berada di dalamnya. Jadilah yang terbaik, sebaik-baik manfaat bagi seluas-luasnya kehidupan. Ada ruang di alam semesta yang jadi tugas kita mengisinya. Dan agar isi tersebut penuh adanya, diri ini mestilah melayakkan diri untuk membangun kompetensi tertinggi.
Maka hidup sejatinya hanyalah perjalanan dari perjuangan ke perjuangan. Dalam hidup yang singkat ini, tiap diri mengumpulkan bekal untuk akhirat nanti. Inilah masa berjuang.
Untuk itu, bekerja hanya demi mengejar kebahagiaan justru akan antarkan kita pada ketidakbahagiaan. Sebab, jauh lebih banyak yang perlu diperjuangkan dengan kesungguhan, ketekunan, kepahitan, daripada manis dan senangnya.
Tengoklah manusia yang lahirkan banyak karya dalam hidupnya, jika pun karya itu tak tampak, rasakan bagaimana mereka mengubah, mewarnai sekelilingnya. Lalu cermati, dan tandai, adakah mereka bekerja untuk kebahagiaan dirinya?
Tidak! Mereka bekerja melampaui kebahagiaan diri. Justru kebahagiaan orang lainlah yang mereka incar. Sebab, kesedihan dan kekurangan orang lain adalah ruang bagi kemampuan yang tersedia untuk mengisinya. Bukan apa yang didapat, melainkan apa yang bisa diberikan. Dan menariknya, semakin banyak memberi, tak sedikit pun tampak berkekurangan. Justru bertambah-tambah, lahir dan batin.
Sebab, yang tak ternilai tak bisa dinilai.*
#Management
#LifeManagement
#PeopleDevelopment
#AmazingPeople
#RabbaniOptima
Maka hidup sejatinya hanyalah perjalanan dari perjuangan ke perjuangan. Dalam hidup yang singkat ini, tiap diri mengumpulkan bekal untuk akhirat nanti. Inilah masa berjuang.
Untuk itu, bekerja hanya demi mengejar kebahagiaan justru akan antarkan kita pada ketidakbahagiaan. Sebab, jauh lebih banyak yang perlu diperjuangkan dengan kesungguhan, ketekunan, kepahitan, daripada manis dan senangnya.
Tengoklah manusia yang lahirkan banyak karya dalam hidupnya, jika pun karya itu tak tampak, rasakan bagaimana mereka mengubah, mewarnai sekelilingnya. Lalu cermati, dan tandai, adakah mereka bekerja untuk kebahagiaan dirinya?
Tidak! Mereka bekerja melampaui kebahagiaan diri. Justru kebahagiaan orang lainlah yang mereka incar. Sebab, kesedihan dan kekurangan orang lain adalah ruang bagi kemampuan yang tersedia untuk mengisinya. Bukan apa yang didapat, melainkan apa yang bisa diberikan. Dan menariknya, semakin banyak memberi, tak sedikit pun tampak berkekurangan. Justru bertambah-tambah, lahir dan batin.
Sebab, yang tak ternilai tak bisa dinilai.*
#Management
#LifeManagement
#PeopleDevelopment
#AmazingPeople
#RabbaniOptima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar